Dalam keadaan
belenggu ruhaniyah, diantara saat lahir sedang aktivitas bekerja dan bathin
dalam dimensi ruang ghaib. Perkara lahir menjadi perkara bathin. Seantara demikian
ketika di hadapan computer melakukan tugas presentasi, terdengar riuh
mendengung, menggelegar sekitar ratusan meter. Nurani rasa Siaga, paham dan
mengerti jikalau sesaat lagi akan melintas ribuan Jin. Untuk keselamatan, saya
cepat keluar menghadang rumah, jikalau ada yang masuk dengan berdzikir.
Benarlah ternyata
lewatlah jin-jin tersebut seperti kabut hitam, awan hitam, mirip tawon
berterbangan cepat sekali riuh gemuruh
entah mau kemana. Saya bersiga menjaga rumah, tetapi malahan ada beberapa
gumpalan hitam malh melewati rumah dan computer terhajar hangout dan meledak. Saat
itu siang hari, keadaan rumah tepat di depan keramaian manusia, namun berdasarkan
pengamatan kiranya tak satu orang pun yang melihatnya, nampak biasa-biasa saja.
Al hasil computer
hangus, dan mencoba ke tetangga-tetangga rumah ternyata
ada yang mesin pompa airnya rusak, televisi, dan elektronik lainnya. Saya geram
sekali, dan pada malam harinya saya bingung teringat satu pesan bacaan shorof-nahwu
“ Ya sami’u sim’al, Ya bashiru sirbal” saya coba panggil pimpinan dari ribuan jin
tersebut, dan ternyata dia datang menyerangku tingginya hampir setinggi pohon
kelapa. Bagaimana nih menghajarnya. Dibacakanlah dzikir tersebut dengan penuh
keyakinan dan tatapan mata yang tajam pada pimpinan jin. Ketika jin mencoba
memukul saya, sekerasnya saya baca “Ya sami’u” jin tertegun terus baca “Sim’al”
ternyata cederalah kaki kirinya. Tetapi jin tetap menyerang Dibaca lagi “ya
bashiru” jin perenjat, say abaca lagi “shirbal” cederalah kaki kanannya. Saya baca
kemudian lengkap “Ya bashiru shirbal - ya sami’u sim’al” robohlah ia dan ia
takluk, sambil menyebutkan namanya “ kahlan’ dan wakilnya kahzan” ia siap
membantu saya dengan seribu pasukannya apabila dibutuhkan lagi. Apabila membutuhkan
ia bilang, sebutlah namaku pasti aku datang di pertempuran.