Suatu ketika, salah
satu anggota keluarga kami ada yang sakit, terkena penyakit diabetes. Anggota keluarga
lain terdekat juga sebanyak 2 orang, ada yang sakit, tumor sehingga harus
dioperasi. Bebarapa hari kemudian, adik-adikku tabrakan boncengan, cedera patah
tulang. Selang beberapa hari nenek kami kumat bisulannya, bibi tekanan darah
tingginya kambuh (hipertensi) dan kakak kami terkena radang tenggorokan.
Sungguh satu
bulan tersebut penuh dengan kesedihan, apakah ada yang salah pada kehidupan ini
?. Saat sepertiga malam terpaksa sujudku tertunda, sebagai alternative sujudku
berdiri, sambil duduk kening bersandar
di tembok rumah sakit, hampir beberapa
malam lamanya. Hanya sebuah keyakinan yang ada “Allah lah yang menghidupkan kami,
Allah pula lah yang menyembuhkan kami”. Terdengar suatu bisik “thof thof thof, layatalath-thof
wal yatalath-thof, wala yusy’iron-‘iron-‘ironna, bi-bi, bina-bina, bikum ahadaa”.
Diteriakkkanlah
bacaan tersebut, setiap sujudku berdiri di dinding tembok. Suatu sujud yang
tidak horizontal di bumi, tetapi vertical ke langit, sangat sederhana, mudah
dilakukan dan berarti banyak, kuncinya ada di titik kening, konsentrasi penuh
khusyu. Satu persatu, cobaan diberikan jawabannya lewat mimpi, dan diusahakan. Satu
per satu penyakit disembuhkan, ada yng bersifat lahir da juga yang bersiat
batin. Hingga semuanya kembali seperti pada keadaan normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar