Terkadang
hidup itu perih manakala harus pergi merantau, karena sebuah pekerjaan untuk
menghidupi keluarga, atau terlempar keluar dari suatu Negara karena berbeda
keyakinan, dalam keadaan perang, ataupun karena bencana. Ketika hati kita
bicara, dimanakah tempatku yang aman dan
damai, sehingga kudapat bersandar bertaut hati dengan sang khalik, bercanda ria
dengan keluarga, atau bergembira bersama teman ?
Semuanya hampa
tanpa arti belaka ketika kita merantau keluar dan diasingkan di sebuah negeri
yang tak kenal bahasanya, penutur wajah yang berbeda. Itulah penjara yang penuh
dengan tirai, namun ‘disanalah keajaiban-Nya selalu hadir muncul dan menjelma’
demi satu waktu harapan dapat kembali ke suatu negeri kelahiran.
Munajat pada
Sang Esa di senatara sepedrtiga malam adalah bentuk pengembalian yang tepat,
disanalah kau dapat berdo’a dan berdialog denganNya seandainya kau ingin
pulang, utarakanlah kata hatimu Ya Rabb, kembalikan aku ke negeriku, sungguh
aku berharap karuniaMu dekat denganku”Robbi la tadzarni fardaw wanta khoirul
waritsin”. Penulis mendo’akan siapapun pembaca yang sedang terdzalimi, terjepit
keankaramurkaan di suatu Negara luar negeri di belahan dunia yang lain yang
tidak sepaham semoga lekas pulang dengan aman dan amin doanya dikabulkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar