Halaman

Translate

Rabu, 13 Maret 2013

Keajaiban yang Terpenjara


Terkadang hidup itu perih manakala harus pergi merantau, karena sebuah pekerjaan untuk menghidupi keluarga, atau terlempar keluar dari suatu Negara karena berbeda keyakinan, dalam keadaan perang, ataupun karena bencana. Ketika hati kita bicara, dimanakah  tempatku yang aman dan damai, sehingga kudapat bersandar bertaut hati dengan sang khalik, bercanda ria dengan keluarga, atau bergembira bersama teman ?
Semuanya hampa tanpa arti belaka ketika kita merantau keluar dan diasingkan di sebuah negeri yang tak kenal bahasanya, penutur wajah yang berbeda. Itulah penjara yang penuh dengan tirai, namun ‘disanalah keajaiban-Nya selalu hadir muncul dan menjelma’ demi satu waktu harapan dapat kembali ke suatu negeri kelahiran.
Munajat pada Sang Esa di senatara sepedrtiga malam adalah bentuk pengembalian yang tepat, disanalah kau dapat berdo’a dan berdialog denganNya seandainya kau ingin pulang, utarakanlah kata hatimu Ya Rabb, kembalikan aku ke negeriku, sungguh aku berharap karuniaMu dekat denganku”Robbi la tadzarni fardaw wanta khoirul waritsin”. Penulis mendo’akan siapapun pembaca yang sedang terdzalimi, terjepit keankaramurkaan di suatu Negara luar negeri di belahan dunia yang lain yang tidak sepaham semoga lekas pulang dengan aman dan amin doanya dikabulkan.