Halaman

Translate

Minggu, 23 Juni 2013

Sujud berdiri dan penemuan jawaban yang sulit


Suatu ketika, salah satu anggota keluarga kami ada yang sakit, terkena penyakit diabetes. Anggota keluarga lain terdekat juga sebanyak 2 orang, ada yang sakit, tumor sehingga harus dioperasi. Bebarapa hari kemudian, adik-adikku tabrakan boncengan, cedera patah tulang. Selang beberapa hari nenek kami kumat bisulannya, bibi tekanan darah tingginya kambuh (hipertensi) dan kakak kami terkena radang tenggorokan.  
Sungguh satu bulan tersebut penuh dengan kesedihan, apakah ada yang salah pada kehidupan ini ?. Saat sepertiga malam terpaksa sujudku tertunda, sebagai alternative sujudku berdiri, sambil duduk  kening bersandar di tembok  rumah sakit, hampir beberapa malam lamanya. Hanya sebuah keyakinan yang ada “Allah lah yang menghidupkan kami, Allah pula lah yang menyembuhkan kami”. Terdengar suatu bisik “thof thof thof, layatalath-thof wal yatalath-thof, wala yusy’iron-‘iron-‘ironna, bi-bi, bina-bina, bikum ahadaa”.
Diteriakkkanlah bacaan tersebut, setiap sujudku berdiri di dinding tembok. Suatu sujud yang tidak horizontal di bumi, tetapi vertical ke langit, sangat sederhana, mudah dilakukan dan berarti banyak, kuncinya ada di titik kening, konsentrasi penuh khusyu. Satu persatu, cobaan diberikan jawabannya lewat mimpi, dan diusahakan. Satu per satu penyakit disembuhkan, ada yng bersifat lahir da juga yang bersiat batin. Hingga semuanya kembali seperti pada keadaan normal.  

Tidak ada komentar: